Rabu, 21 September 2011

The Adventure of Sayuri Hayami #12

picture courtesy of bruno c carlos


Kazumi masih terbengong-bengong memandangi selembar foto yang kini berada di tangannya. Gadis di foto itu mengenakan kimono dengan disain rumit yang sepertinya mrupakan sebuah kostum pertunjukan drama karena samar latar belakang foto itu seperti sebuah seting panggung pertunjukan drama. Sebuah panggung pertunjukan yang tampak megah dan mengagumkan. Namun yang lebih membuat Kazumi terpana, wajah wanita yang mengenakan kimono indah itu begitu serupa dengan dirinya. Bahkan bisa dikatakan itu adalah foto dirinya.

Kazumi mengalihkan pandangan penuh tanya ke arah Sayuri yang kini juga tengah menatapnya dengan pandangan sama.

“Ini..?”

Kazumi menunjuk dengan tangan gemetar pada foto yang dipegangnya. Jika saja memang dia punya saudara kembar, tentunya gadis yang ada di dalam foto ini adalah saudara kembarnya. Dan ia mulai meyakini bahwa ia memang punya saudara kembar. Siapa tahu, kehidupannya yang masih terlupakan memang kehidupan dimana dia memiliki keluarga sendiri dan seorang saudara kembar yang mungkin saat ini juga tengah mencari keberadaan dirinya.

Secercah harapan berkembang dalam hati Kazumi. Dia berharap, pertemuannya dengan keluarga Hayami akan membuka tabir masa lalunya dan menyingkap kabut gelap yang hingga kini masih menutupi ingatannya.

”Sayuri-chan, ini foto siapa?”

“Justru itu yang ingin Sayuri tahu, makanya foto ini Sayuri tunjukkan ke nona Okada, habis mirip banget sih,”

Kazumi termangu, hatinya semakin beratanya-tanya dengan apa yang diungkapkan Sayuri.

“Tapi ma’af sekali Sayuri-chan, aku juga tidak punya ide, ini foto siapa. Memang, orang yang ada di foto ini begini mirip denganku, bahkan kalau orang yang tidak tahu bisa mengatakan ini adalah fotoku, hanya saja, aku yakin, ini bukan diriku,”

“Bukan ya....”

Raut wajah Sayuri begitu kecewa, membuat Kazumi tak tega melihatnya, hatinya ikut merasa sedih dengan hasil nihil yang didapat Sayuri. Tangan mungilnya kini kembali memegang erat foto Maya dan matanya begitu lekat terpaku pada foto itu

“Kata paman Hijiri, nama orang ini Maya Kitajima,”

Deg!

’Maya! Ayo lakukan sungguh-sungguh! Jangan berakting dengan berpikir tapi beraktinglah dengan hati!’

”Paman Hijiri juga bilang, kalau Maya Kitajima ini adalah seorang aktris yang luar biasa jenius,”

’Kau punya seribu topeng kaca dalam dirimu, Maya!’

”Maya Kitajima adalah aktris yang spektakuler, setiap tokoh yang diperankannya, selalu mampu memukau penonton dan juga meninggalkan kesan yang mendalam,”

’Panggung adalah duniamu. Kau bisa menciptakan apapun di panggung. Keluarga, kekasih, kekayaan, kebahagiaan. Di panggung kau bisa menjadi siapa saja,’

”Bahkan kakek juga bilang kalau Maya Kitajima adalah aktris yang sangat hebat,”

Sayuri masih saja berbicara sendiri sambil memandangi foto yang ada ditangannya. Dia tak menyadari perubahan sikap Kazumi yang kini semakin terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Pandangannya menggelap dan menerawang jauh.

’Mau jadi apa kamu?!? Dasar anak bodoh!’

’Ibu!’

”Kalau Beth tak bisa, maka pertunjukan GAGAL!’

’Bersinarlah, buatlah aku bangga menjadi Mawar Ungu-mu,’

”Yang aku tak mengerti, kenapa Maya Kitajima begitu mirip dengan Anda, nona Okada,”

’Maya-chan, setidaknya pertimbangkan perasaanku’

’Sakurakoji-kun!’

’Aku akan menunggumu, Maya! Ayumi Himekawa ini akan menunggumu untuk mengejarku!’

’Ibu!’

”Akh!!!”

”Nona Okada? Anda baik-baik saja? Nona?”

Kelembutan tangan mungil Sayuri di lengannya kembali menyadarkan Kazumi dari rasa sakit yang menyerang kepalanya. Kelebatan serangkaian kenangan berputar-putar di kepalanya. Membuat gambaran-gambaran bias mengenai apa yang diingatnya dan mimpi-mimpi gelap yang menghantui tidurnya.

”Anda, baik-baik saja nona Okada? Sakit ya? Mana yang terasa sakit?”

Kazumi begitu trenyuh dengan perhatian tulus kanak-kanak dari Sayuri, membuatnya berupaya sekuat tenaga untuk tak menghiraukan rasa sakit dan kebingungan yang berkecamuk dalam benaknya.

”Tidak apa-apa, Sayuri-chan, aku baik-baik saja. Mungkin sebaiknya kita pulang sebelum matahari semakin terik,”

Sayuri memandang ke arah Kazumi yang kini sudah berdiri dan mengibaskan belakang roknya, membersihkan sisa kotoran yang menempel.

”Baiklah nona Okada,”

Sayuri pun menuruti ajakan Kazumi tanpa mendebat lagi. Hati kecil kanak-kanaknya khawatir, sesuatu yang buruk akan terjadi pada Kazumi jika mereka terus-terusan terpapar sinar matahari yang mulai terasa menyengat.

= # =

”Sialan!!!! Bajingan tua itu benar-benar sialan!!!”

Wajah garangnya menyiratkan kemarahan yang begitu besar. Hatinya benar-benar gusar. Dia benar-benar tak menyangka, pamannya akan memperlakukannya seperti sampah.

”Sialan!!! Awas saja kau Hayami!!!”

Kali ini kegeramannya diwujudkan dengan melemparkan pisau yang tepat menancap di antara dua mata di foto besar Eisuke Hayami.

= # =

Udara musim panas yang lembab sedikit terlupakan oleh Masumi dengan suasana pemandangan desa yang begitu menenangkan dan semilir angin yang berhembus dari jendela dan pintu yang terbuka. Di tengah keasyikannya memandangi pemandangan dari jendela, Masumi melihat Kazumi dan Sayuri muncul dari jalan kecil di samping rumah sambil bergandengan tangan dan tertawa ceria satu sama lain. Melihat interaksi Kazumi dan Sayuri yang begitu alami membuat hati Masumi kembali berdegup kencang oleh segala pemikiran dan spekulasi mengenai keberadaan Maya Kitajima sebagai Kazumi Okada.

’Maya, apa yang telah terjadi padamu sehingga membuatmu memutuskan untuk melupakan segalanya?’

Seakan mendengar pertanyaan hati Masumi, Kazumi memalingkan wajahnya dan disana, di tengah bingkai jendela yang terbuka tampak Masumi tengah menatap lekat ke arahnya.

Seketika Kazumi terdiam, entah mengapa, tiba-tiba dunia di sekitarnya seakan menyusut. Mengecil dan menghilang dengan hanya menyisakan dirinya dan sosok pria yang kini tampak begitu alami menyatu dengan pemandangan jendela yang terbuka.

Jantung Kazumi berdegup kencang mengirimkan sebuah perasaan berbeda yang membuat Kazumi merasakan panas di wajahnya. Kazumi bingung, selama ini dia belum pernah begini salah tingkah, bahkan dengan Takahiro sekalipun. Pandangan mata ayah Sayuri terasa begitu intens dan mematri segala tindakannya.

”Ayaaaaaaaaaaaaahhhh!!!!”

Suara Sayuri yang nyaring dan riang memecahkan jembatan kehangatan tak kasat mata yang terbangun antara Masumi dan Kazumi. Secara bersamaan mereka tersentak dan dengan salah tingkah, masing-masing berusaha menutupi kekikukan yang tercipta. Sayuri yang tak menyadari suasana aneh yang tercipta antara ayahnya dan Kazumi segera berlari menghampiri jendela tempat ayahnya memandangi jalan.

”Hai ayah! Tadi seru sekali deh! Aku berenang di sungai yang jernih dan airnya segar sekali, ikannya banyak, terus ada kepiting sungai juga. Wih, mereka itu jalannya cepat sekali, padahal Sayuri ingin menangkap satu. Oh ya ayah, kumbang badak itu kuat sekali lho! Dan, menurut paman Maeda, besarnya larva kumbang badak menentukan seberapa besar kumbang badak dewasa nantinya. Tadi Sayuri melihat satu ekor, besaaaaaaaaaaaar sekali, seperti pesumo. Tanduknya juga besar! Tuh, keren banget kan! Eh, ayah, boleh tidak Sayuri memelihara kumbang badak?”

trypoxylus dichotomus - kumbang badak Jepang
Celoteh Sayuri tentang pengalaman barunya yang tak ada putusnya membuat Masumi tersenyum geli. Apalagi saat ia menyaksikan foto kumbang badak hasil bidikan tangan mungilnya yang dipamerkan Sayuri dengan penuh rasa kebanggaan. Begitu pula dengan Kazumi, yang kini mengikuti jejak Sayuri, mendekati jendela tempat Masumi duduk, tersenyum geli melihat semua tingkah polah Sayuri. Dan ketika melihat Kazumi lebih dekat, membuat Masumi semakin yakin bahwa sosok yang berdiri di belakang putri semata wayangnya adalah Maya Kitajima.

“Ma’afkan kami tuan Hayami, telah membuat Anda khawatir dengan mengajak Sayuri berjalan-jalan begitu lama hingga membuat Anda menunggu,”

Kazumi membungkukkan badan, menyampaikan permohonan ma’af  atas keterlambatannya mengajak Sayuri pulang. Sementara Masumi kembali memperhatikan sosok wanita muda yang mengingatkannya pada sosok Maya Kitajima yang selama ini begitu dirindukannya.

‘Maya...’

“Ayah! Bengong aja sih!”

Masumi tersentak, untuk sejenak tadi dia seakan tersihir mendengar alunan suara Kazumi atau lebih tepatnya Maya baginya. Walau sudah tersadar dari keterpanaannya, namun mata Masumi masih saja memandang lekat ke arah Kazumi yang kini berdiri gelisah di bawah tatapannya.

“Ayah!”

“Iya, Sayuri!”

Kali ini perhatian Masumi benar-benar terfokus pada Sayuri yang memandang penuh rasa ingin tahu padanya.

“Ayah kenapa sih? Dari sejak tadi bengong terus?”

Sayuri kembali bertanya pada Masumi, dan ketika pandangan matanya mengikuti arah pandang mata Masumi, gadis kecil itupun menyeringai.

“Ooohhhh, jangan-jangan ayah naksir nona Okada ya? Hayoooooooo... ayah yaaaaa.... Nanti paman Maeda marah lhoooo....”

Masumi tergagap mendengar perkataan lugu dan lugas dari Sayuri yang kini memandangnya dengan sorot mata jahil. Sementara Kazumi yang mendengar perkataan Sayuri semakin salah tingkah dan merasa tak nyaman, namun tanpa disadarinya, ia menikmati perasaan itu.

“Sayuri!”

Masumi mendesis penuh peringatan pada Sayuri yang dirasanya sudah keterlaluan. Dengan seringai jahil terpampang jelas di wajah cantiknya, Sayuri memandang balik ke arah Masumi, bersikap seakan-akan tak mengerti dengan apa yang dimaksud ayahnya. Diam-diam Masumi menggeretak geram. Kalau saja ia berdiri di pintu tentu akan dengan mudah menangkap anak gadisnya itu dan memberinya pelajaran, sayang ia hanya sedang duduk di depan jendela. Dan itu memberikan keleluasaan pada Sayuri untuk menghindari hukuman dari ayahnya.

“Ma’afkan atas ketidaksopanan Sayuri, nona Okada,”

Akhirnya Masumi hanya mampu mengucap pasrah, berusaha mengurai kekikukan yang tercipta antara dirinya dan Kazumi akibat kespontanan Sayuri.

”Ma’af ya, nona Okada, Sayuri cuma bercanda kok...”

Mengingat cepat atau lambat ia pasti harus melakukannya, Sayuri pun mengikuti jejak ayahnya meminta ma’af pada Kazumi yang kini tampak semakin merona.

“Tidak apa-apa Sayuri-chan, tuan Hayami. Nah, Sayuri-chan, sebaiknya kau cepat masuk ke dalam dan membersihkan diri. Nanti sore kita bisa pergi melihat latihan persiapan festival,”

“Baik nona Okada, sampai nanti sore, terima kasih telah menemaniku siang ini,”

Sayuri pun mengangguk penuh semangat pada Kazumi. Masumi sempat tertegun sejenak, betapa Sayuri menjadi sangat penurut pada Kazumi.

“Sama-sama, Sayang,”

Sayuri sekilas memeluk Kazumi dan kemudian berlari memasuki paviliun dimana ayahnya berada dan masih saja mengamati dari jendela yang terbuka. Lagi-lagi, interaksi yang begitu alami antara Kazumi dan Sayuri, membuat Masumi terpekur. Hingga sesaat dia tersadar, bahwa Kazumi masih berdiri di depan ambang jendela, menatap ke arahnya.

“Ah ya, ma’af kalau saya tidak sopan, terima kasih banyak nona Okada,”

“Sudah tidak apa-apa, tuan Hayami, sama-sama, silahkan beristirahat dan menikmati suasana di sini. Sampai bertemu nanti saat makan malam,”

Kazumi terbata-bata demi melihat Masumi yang terburu-buru beranjak hendak keluar menemuinya. Ia pun bergegas pergi, berlalu menuju rumah induk dan menghilang di balik pintu. Dia tak mau mengambil resiko akan semakin salah tingkah jika ia berhadapan langsung dalam jarak yang sangat dekat dengan ayah Sayuri. Sementara, dari dua tempat berbeda, dua pasang mata mengamati apa yang terjadi di halaman samping rumah kediaman Okada, memikirkan hal yang sama dengan sudut pandang yang berbeda.

= # =

Kazumi bersandar pada pintu dan mendekap dadanya yang begitu riuh oleh jantungnya yang berdetak kencang. Masumi Hayami. Pria itu ternyata telah begitu menyita perhatiannya. Padahal baru sebentar pertemuannya dengan lelaki beranak satu itu, tapi Kazumi merasakan ada kedekatan istimewa yang tak bisa diungkapkannya. Apalagi saat pandangan matanya bertemu dengan tatapan tajam tuan Hayami, seperti ada benang merah penghubung yang menjembatani perasaan mereka. Seakan-akan mereka bisa berbincang-bincang hanya lewat tatapan mata.

‘Ah! Aku tak boleh begini! Bagaimanapun aku adalah tunangan Takahiro!’

Akal sehatnya berusaha menyangkal apa yang dirasakannya.

’Tapi, tuan Masumi Hayami ini... Ah!’

Kali ini Kazumi menutup wajahnya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Bahkan hanya dengan mengingat namanya telah mampu membuat Kazumi tersipu malu.

”Kazumi, ada apa? Kau baik-baik saja kan?”

Suara ibunya mengagetkan Kazumi, menyentakkan kembali kesadaran Kazumi dan membuyarkan bayangannya akan sosok Masumi Hayami.

”Ibu... Iya ibu, aku baik-baik saja,”

Sebisanya Kazumi berusaha menutupi perasaannya walaupun ia tahu terlambat untuk menutupi raut wajahnya yang merona.

”Benar, kau tidak apa-apa? Wajahmu merah sekali, Kazumi,”

Kali ini sambil memegang kedua pipi Kazumi, ibunya melihat dengan seksama wajah Kazumi, membuat rona merah yang mulai memudar kembali mewarnai pipinya.

”Ibu, sudah ah, Kazumi tidak apa-apa,”

”Benar?”

”Iya ibu, mungkin karena terpapar sinar matahari, jadi wajahku memerah begini,”

”Oh iya, kata Takahiro kau tadi bersama anak tuan Hayami, mana gadis kecil itu?”

”Iya ibu, sebenarnya kami tadi berjalan bersama-sama melalui jalan setapak di tepi sungai, tapi karena Sayuri-chan ingin bermain-main dulu di sungai, maka Takahiro berbaik hati untuk memberitahukan kedatangan keluarga Hayami pada ayah dan ibu. Ibu pasti akan langsung jatuh hati pada anak gadis tuan Hayami ini, bu. Dia gadis kecil yang menyenangkan dan sangat cerdas, dia juga sangat pandai berenang. Sekarang dia sedang berada di paviliun bersama ayahnya, mungkin sedang tidur siang, karena ia tadi sempat bilang pada Kazumi kalau dia mengantuk,”

Ibu Hirumi memperhatikan dengan seksama kala Kazumi menceritakan tentang Sayuri, gadis kecil anak semata wayang tamunya. Entah mengapa, seperti ada yang berbeda dari cara Kazumi menceritakannya. Hati lembut keibuannya menangkap perbedaan itu, namun ia hanya diam saja.

= # =

“Sayuri, kau tidak boleh bicara sembarangan seperti itu,”

Masumi menegur Sayuri saat tengah menemani Sayuri menata ’harta karun’ hasil temuan Sayuri di sepanjang perjalanannya bersama Takahiro dan Kazumi. Mendengar teguran ayahnya, seketika wajah polos dan tatapan bening Sayuri mengarah lurus ke arah Masumi yang kini tengah mengamati dirinya.

“Memangnya kenapa ayah? Lagipula nona Okada juga tidak marah pada Sayuri,”

Sayuri berusaha membela diri, dia pikir tidak ada salahnya bersikap jujur dan mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya secara gamblang. Masumi menghela nafas, anak gadisnya ini memang anak yang sangat cerdas, tapi terkadang kecerdasan dan kelugasaannya bisa membahayakan.

”Iya, nona Okada memang tidak marah, tapi bukankah kau katakan sendiri, bisa-bisa nanti paman Maeda marah. Nah, kalau sampai paman Maeda marah, bagaimana?”

”Sayuri kan hanya bercanda, ayah,”

”Iya, ayah mengerti, tapi siapa tahu orang lain tidak tahu kalau kau hanya bermaksud untuk bercanda. Ingat Sayuri, pelajaran etika?”

”Iya ayah, ma’afkan Sayuri ya... Sayuri janji akan lebih berhati-hati,”

Masumi tersenyum sayang pada Sayuri yang sudah tidak mendebatnya lagi.

”Iya, ayah ma’afkan, tapi ingat ya, harus lebih berhati-hati lagi, baik saat bicara maupun bersikap,”

”Terima kasih ayah,”

Sayuri pun menghambur ke dalam pelukan ayahnya yang disambut Masumi dengan pelukan penuh rasa sayang. Diciumnya pipi lembut anak semata wayangnya itu.

”Ayah,”

”Iya?”

Masumi memandang ke arah Sayuri yang mendongak menatapnya dari pangkuannya.

”Memangnya ayah naksir nona Okada ya?”

”Kau itu ya!!!”

Sayuri pun tergelak minta ampun menerima gelitikan Masumi yang begitu gemas dengan keusilannya.

= # =

Masumi menatap ke arah Hijiri yang kini duduk di hadapannya.

”Jadi, apa yang sudah kau dapatkan Hijiri?”

Hijiri menghela nafas.

”Dari hasil investigasi yang saya lakukan pada para penduduk, keluarga Okada sebenarnya memiliki seorang anak gadis bernama Kayo. Tapi pada usia 19 tahun, Kayo meninggal akibat kecelakaan, saat Kayo baru pulang setelah melihat pengumuman kelulusan masuk universitas,”

”Kecelakaan?”

”Iya pak, tepatnya tabrak lari,”

Masumi sejenak termangu. Ia tak menyangka, kehidupan keluarga Okada pernah mengalami peristiwa yang begitu tragis.

”Lantas?”

”Semenjak kematian Kayo, keluarga Okada bisa dikatakan mengalami masa berkabung yang cukup panjang. Hingga 6 tahun yang lalu, tepat pada 4 tahun peringatan kepergian Kayo Okada, nona Kazumi hadir di antara mereka. Banyak yang mengatakan kalau nona Kazumi adalah anak kerabat jauh keluarga Okada. Tapi, dari sebuah sumber yang dapat dipercaya, ternyata nona Kazumi bukanlah siapa-siapa bagi keluarga Okada. Menurut keterangan sumber tersebut, nona Kazumi ditemukan oleh pasangan Okada, seorang diri tengah menangis di halte tempat tuan Maeda menunggu kita tadi,”

Hijiri diam sejenak, memberi kesempatan pada Masumi untuk mencerna segala informasi yang diperolehnya.

”Teruskan Hijiri,”

”Begitulah pak, nona Kazumi adalah orang asing tak bernama yang ditemukan keluarga Okada saat mereka baru pulang dari tempat kejadian tabrak lari yang mengakibatkan meninggalnya putri mereka satu-satunya. Dan nama Kazumi adalah nama yang diberikan pasangan Okada pada gadis tak bernama itu,”

”Kesimpulanmu?”

”Saya belum berani menyimpulkan apapun pak Masumi. Tapi berdasarkan fakta-fakta yang terkumpul sampai saat ini, dugaan kuat saya, nona Kazumi Okada adalah nona Maya Kitajima. Bagaimana sampai bisa menjadi Kazumi Okada, hipotesis yang paling masuk akal adalah nona Maya Kitajima mengalami amnesia,”

”Amnesia?”

”Benar pak, mengingat betapa berat hal yang menimpa nona Maya waktu itu, juga Anda,”

Masumi tercenung mendengar penuturan Hijiri. Perlahan ingatannya mulai menata kembali kenangan-kenangan yang berusaha disimpannya rapat-rapat dalam hatinya. Kenangan indah sekaligus kenangan menyedihkan mengenai dirinya dan Maya.

“Ayaaaaahhhhh...,”

Baik Masumi maupun Hijiri tersentak kala mereka mendengar suara mengantuk Sayuri. Hati Masumi menduga-duga apakah Sayuri telah bangun dari tidur siangnya sejak tadi dan mendengar pembicaraannya dengan Hijiri. Ia pun bertukar pandang dengan Hijiri yang tampaknya juga mengkhawatirkan hal yang sama.

“Ayaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh.... sini....,”

“Iya Sayang,”

Masumi beranjak meninggalkan Hijiri sendiri, menuju ruangan kamar tidurnya bersama Sayuri. Senyumnya pun mengembang ketika melihat Sayuri yang sudah duduk di atas futon dengan tampang mengantuk yang menggemaskan.

“Kalau masih mengantuk, tidur saja lagi Sayuri,”

Mata mengantuk Sayuri menatap ke arah Masumi yang kini duduk di dekatnya.

”Ayah bicara dengan siapa tadi? Paman Maeda?”

”Tidak, ayah bicara dengan paman Hijiri, kenapa?”

”Tidak, tidak apa-apa,”

Sayuri menguap dan mengulat dengan kenikmatan penuh seorang anak-anak setelah menikmati tidur siang yang lelap. Tiba-tiba, Sayuri duduk tegak dan bersikap siaga.

”Ayah, sekarang jam berapa? Sudah jam empat belum?”

Masumi mengerutkan dahi, namun tanpa bertanya ia melihat ke arah Rolex The GMT-Master II di pergelangan tangan kirinya. Dan jarum jam ternyata menunjukkan pukul setengah empat sore.

picture courtesy of rolex official site

”Baru setengah empat, Sayuri, memangnya kenapa?”

”Huaaaaaa....!!!! Sayuri harus buru-buru nih!”

Tanpa memperdulikan ayahnya yang masih kebingungan, Sayuri bergegas menuju kamar mandi. Sejenak kemudian terdengar deburan air, menandakan Sayuri tengah mandi. Tak sampai sepuluh menit, Sayuri telah keluar dari kamar mandi, berbalut handuk berwarna kuning anak bebek dan rambut basah kuyub membuat becek di sepanjang lantai kayu yang dilewatinya.

”Sayuri... Kenapa becek begitu sih?”

”Sssttt! Ayah jangan ribut deh, Sayuri buru-buru nih!”

Masumi meneguk ludah, setengah kesal setengah geli dengan jawaban Sayuri yang sok tua itu. Tapi Sayuri tak memperdulikan reaksi ayahnya, dia kini justru asyik memilih-milih baju dari dalam koper bajunya. Begitu mendapat baju yang dia mau, Sayuri kembali masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Masumi yang terheran-heran dengan kesibukan kecilnya.

Beberapa saat kemudian, Sayuri muncul dari kamar mandi dengan baju tanpa lengan warna biru favoritnya sambil membawa sikat rambut miliknya, menyusul Masumi yang kini duduk di ruang tengah paviliun.

picture courtesy of Keneth Nicole Brodsky

”Ayah, tolong dong sisirin,”

Seakan tidak menyadari bahwa ayahnya tengah mengamati segala gerak-geriknya, Sayuri menyerahkan sikat rambutnya dan duduk manis membelakangi Masumi, mengisyaratkan pada ayahnya untuk membantunya menyisir rambut. Masumi gemas sekali dengan perilaku Sayuri, tapi mengomel juga tak akan ada pengaruhnya bagi Sayuri. Akhirnya, dengan hati setengah mendongkol, Masumi mulai menyikat rambut basah Sayuri. Namun, seiring dengan gerakan tangannya menyisir rambut hitam Sayuri, perasaan mendongkol Masumi luruh, berganti dengan perasaan sayang tiada terkira.

”Memangnya mau kemana sih?”

”Sayuri mau ikut nona Okada melihat latihan drama anak-anak desa untuk malam perayaan festival musim panas ayah. Tadi nona Okada bilang, jam empat Sayuri harus sudah siap kalau tidak ingin ketinggalan, makanya kenapa tadi Sayuri buru-buru,”

Masumi tersenyum mendengar penuturan Sayuri, dia bangga, gadis kecilnya sudah paham menghargai janji. Agaknya pendidikan disiplin waktu yang diterapkannya pada Sayuri membuahkan hasil yang baik. Usahanya untuk mencetak pribadi Sayuri menjadi pribadi yang tangguh dan tidak manja, sudah mulai terlihat hasilnya.

”Nah, sudah rapi. Tidak diikat?”

”Nanti saja ayah, kan rambut Sayuri masih basah, tunggu kering dulu baru boleh diikat. Kata bibi Michi, kalau rambut basah diikat, begitu kita berkeringat jadi bau,”

Masumi mengangkat alisnya mendengar penjelasan Sayuri. Ia benar-benar baru tahu, memiliki seorang anak, terutama anak perempuan begitu banyak detil yang harus diperhatikan.

”Selamat sore,”

Sayuri dan Masumi berpandangan mendengar suara Kazumi dari luar pintu paviliun. Masumi berpikir, pasti Hijiri sudah meninggalkan paviliun saat ia menuju kamarnya dan Sayuri, karena Kazumi sepertinya tidak menemukan siapapun di ruang depan.

”Sayuri-chan? Apa kau sudah siap?”

Kembali suara Kazumi terdengar, kali ini memanggil Sayuri.

”Nona Okada, silahkan masuk dulu, Sayuri sedang bersiap-siap,”

Kazumi tersentak begitu mendengar suara Masumi mempersilahkannya masuk. Selama menunggu jawaban dari dalam paviliun, ia berdiri membelakangi pintu paviliun, mengamati barisan bunga krisan kuning yang menjadi pagar hidup pembatas antara rumah induk dan paviliun.

”Tuan Hayami, selamat sore,”

Dengan sedikit salah tingkah, Kazumi membungkukkan badan, memberi salam pada Masumi yang sore ini tampak begitu gagah di matanya. Masumi terpaku, di matanya kini, Kazumi adalah Maya, yang terbata-bata mengucap salam padanya, di setiap kesempatan yang mempertemukan mereka.

”Silahkan masuk dulu nona Okada, sebentar lagi Sayuri siap,”

Kazumi bingung harus bersikap bagaimana, ia tak mau mengambil resiko berdekat-dekatan dengan pria satu anak ini, namun di sisi lain, hatinya mengajaknya untuk menerima tawaran Masumi. Namun, demi melihat wajah Masumi, sisi hati Kazumi yang ingin berdekatan dengan Masumi lah yang menang. Dengan senyum malu-malu, Kazumi mengangguk dan kemudian melangkah memasuki ambang pintu paviliun.

Ketika melangkah melewati Masumi, sekujur tubuh Kazumi meremang. Setiap sel dalam tubuhnya seakan bernyanyi ketika aroma segar eau de toilette Intense Issey Miyake menyergap penciumannya. Sekejap Kazumi berhenti.

’Aroma ini?’

Kazumi tercenung dengan berpegangan pada dinding.

’Aku menunggu peran Helen Keller mu’

’Tunggu! Setidaknya katakan, siapa Anda!’

”Nona Okada?”

Sentuhan lembut Masumi di pundak Kazumi mengejutkannya sehingga ia melangkah buru-buru dan tanpa sengaja menginjak genangan air yang dibawa Sayuri ketika keluar dari kamar mandi tadi.

”Kyaaaa!!!!!”

”Awas!!!”

Secara bersamaan gerakan Kazumi jatuh karena terpeleset di tangkap dengan sigap oleh Masumi. Kini posisi mereka begitu dekat dan intim. Dengan tangan kanan, Masumi menyangga leher Kazumi sementara tangan kirinya menahan pinggang Kazumi agar tidak jatuh terduduk. Begitu dekatnya mereka, hingga satu sama lain bisa merasakan hembusan nafas di wajah masing-masing.

”Pak Masumi...”

”Maya...”

Tanpa bisa dicegah, dengan perlahan wajah mereka berdua mendekat.

”Ayah?!? Nona Okada?!? Idih!! Kalian berdua ngapain sih?”


> to be continued

24 komentar:

  1. Tq sis for the nice story cannot wait what's going to happen with kazumi,masumi and sayuri n what's going on with eisuke is he in a great danger??? Kalau kazumi sudah tau identitas dirinya kasian jg ya maeda wah pelik nih kayaknya....

    BalasHapus
  2. wah..
    kenapa mbah eisuke marah-marah ya?

    -Gizuka Rizarudi-

    BalasHapus
  3. ketika cinta terlarang mulai bersemi... *halah

    ditunggu kelanjutannya b(^^)

    BalasHapus
  4. ceritanya menarik dgn susunan kata yang apik..like it..ditunggu apdet nya.
    -rahellng apik..like it..ditunggu apdet nya.
    -rahell

    BalasHapus
  5. Whuahahahahaha....Sayuri jahiiilllll....!!! Berani jahilin ayahnya sendiri yg semua orang tau jelas2 adalah manusia dingin gila kerja *istilah yg biasa dipakai maya dulu...hihi* Dua orang yg ngintip reaksi masumi-maya-sayuri chan pasti deh Hijiri & Takahiro, tunangan Kazumi. Iya toh?! Hopefully, maya will get her memory back before her wedding with takahiro *berharap dg sangatttt* -rini-

    BalasHapus
  6. Ah....bagus...MM binar2 cintanya saling menarik...lanjuttttkannnnn....jd ikutan blushing...seakan-akan aku yg sedang ditatap akang Masumi Wid Dya

    BalasHapus
  7. Wah kayaknya ndak bosan2 baca chapter ini...lucu mendengar spontanitas Sayuri...bikin yang gede tambah kikuk dan grogi saja....ditungggu kellanjutannya sis...ikutan dag dig dug nih kayak Maya/kazumi...haduh apa sih yang sebenarnya terjadi 6 th yng lalu jadi tambah penasaran.com

    BalasHapus
  8. semakin hari semakin buat saya penasarannnn...
    apa yg terjadi 6 th lalu,knp maya bs lupa masa lalu nya...mmmmm apa ada hubungan nya dg yakuza???? who knows...^_^

    BalasHapus
  9. aiiiih, senangnyaaaa, Maya mulai inget masa lalunya. Ayo Masumiiiii, buat Maya makin meronaaaaaa.....

    BalasHapus
  10. Ih sayuri kecil ganggu aja papanya lagi asik-asikkan...xixixixi...yang baca jadi gemes sendiri...tq sis u/ updatenya...ditunggu yang banyakan....he...he..he DC mode on nich....apa yang terjadi 6 th yang lalu ya????Wondering..hmmmm

    BalasHapus
  11. bwahahaha what a cliffhanger you give us here !!!!

    hmmm maya walo ilang ingatan tetep aja ga tahan pengen deket2 ama masumi ya ...nakallll * sambil getok2 palu *

    BalasHapus
  12. ROmantis booooo

    Lagiiiiiiiiii....kalo ketemu Masumi ceroboh Maya tiba2 kambuh hehehehe

    Wid Dya

    BalasHapus
  13. wahahahaa...!! Sayuri tuh yg ngapaiinn!!!! XDD
    ngganggu ajah Kazumi ma Masumi lagi deket2an,wkwkwkkwkwk..

    BalasHapus
  14. Ga tahan nie tunggu lanjutannya. Geregetan. Semoga segera apdet....*DC mode on

    BalasHapus
  15. TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK KENAPAAAAAAAAAAAAAA NANGGUNG :o

    BalasHapus
  16. aaakkkkkkhhhhhhhhhhhhh kentaaaaaaaaannnnggggggg

    BalasHapus
  17. hm apakah masumi akan ikut menemani sayuri? masumi disini cool banget yahm apakah masumi akan ikut menemani sayuri? masumi disini cool banget ya

    BalasHapus
  18. Wakakakakakakakkkk....!!! Sayuri-channnn....!! Dirimu muncul pada saat yang gak tepat XD XD XD hihihihi...mulai seru nih! And makin yakin...ada "sesuatu" yg mengikat kazumi & sayuri-chan

    BalasHapus
  19. lagiiiiiiiiiii...lanjuuuuuuuuttt....
    'kentang' nih,,kena tanggung...
    apdeeeeeeeeeeeeettttt.... >.<

    BalasHapus
  20. Whuakakakakakkk....!!! Gua ngikik guling2 nih ngebayangin scene terakhir waktu wajah masumi & kazumi saling mendekat terus sayuri chan muncul sambil teriak : "...Idiihh!! Kalian berdua lg ngapain sich?!" Whuahahaha...kebayang deh gimana salting-nya masumi ntar XD XD Hihihi...aku makin sukaaaaa....!!! Update-nya jgn lama2 yach! *rini*

    BalasHapus
  21. klo dipikir2, masumi bkn cuma setia dlm percintaan,tp jg mslh parfum, setia dg merk yg sama, ato sengaja buat mancing ingatannya maya gitu?klo dipikir2, masumi bkn cuma setia dlm percintaan,tp jg mslh parfum, setia dg merk yg sama, ato sengaja buat mancing ingatannya maya gitu?

    BalasHapus
  22. mau lage donk
    di tunggu update-an lage

    bigjempol.com

    BalasHapus
  23. makin lama makin penasaran...... kyaaaa...... ditunggu juga lanjutannya CERITA CINTA y sis ^^

    BalasHapus
  24. Idiiihhhhhhhhhhhhhhhh..... Sayuri Chan ngapain sih ngintip-ngintip? ga boleh loooo... ayo, masuk kamar, jangan gangguin Ayah dan Nona Okada ^^

    BalasHapus

Please, just leave your comment here -Thank you-